di hari sabtu pagi yang cerah kali ini, saya seperti yang sudah sudah dan seperti biasa tetap pergi ngantor seperti layaknya hari kerja lainnya ( saturday is not weekend anymore to my life). setelah melewatkan pagi dengan nyuci sekedarnya dan sarapan yang seadanya karena saya emang pejuang ngantor yang injury time, jadi meskipun sudah bangun sejak jam 5 pagi saya tetep ngantornya jam 8 kurang dikit atau jam 8 lewat dikit (mohon jangan ditiru kebiasaan buruk ini). sepanjang perjalanan kekantor semua terasa seperti biasa, sampai saya memasuki daerah markoni di. taraaaa, ban motor saya mendadak bocor. dengan kondisi sedikit oleng saya berusaha menepi kepinggir jalan.
beruntung yang bocor hanya ban belakang, tapi persoalan selanjutnya adalah dimana saya harus menemukan tukang tambal ban sepagi ini?
celingukan saya melihat ke sekitar saya, tak satupun saya melihat bengkel didekat lokasi bocornya ban
dengan agak terpaksa dan berat saya mendorong motor ini, sambil berharap ada bengkel yang saya temukan disekitar sini. setelah mendorong sekitar 100 meter, saya menemukan bengkel besar di depan saya persis namun sayang itu bengkel mobil (auto 2000). tapi pada saat saya menengok kesebrang auto 2000, tukang tambal ban persis didepan bengkel tersebut baru saja membuka lapaknya.
pucuk dicinta ulam tiba, kataku dalam hati.
beruntung yang bocor hanya ban belakang, tapi persoalan selanjutnya adalah dimana saya harus menemukan tukang tambal ban sepagi ini?
celingukan saya melihat ke sekitar saya, tak satupun saya melihat bengkel didekat lokasi bocornya ban
dengan agak terpaksa dan berat saya mendorong motor ini, sambil berharap ada bengkel yang saya temukan disekitar sini. setelah mendorong sekitar 100 meter, saya menemukan bengkel besar di depan saya persis namun sayang itu bengkel mobil (auto 2000). tapi pada saat saya menengok kesebrang auto 2000, tukang tambal ban persis didepan bengkel tersebut baru saja membuka lapaknya.
pucuk dicinta ulam tiba, kataku dalam hati.
No comments:
Post a Comment